tulisan ini saya buat dari salah satu jurnal internasional yang saya baca dan meresumnya kembali dalam bentuk bahasa indonesia.
Efek berat telur tetas dan lama periode penyimpanan dalam kesuksesan
penetasan telur pada bebek pekin
Abstrak
Studi ini mempelajari tentang efek berat telur tetas dan lama periode
simpan dalam kehilangan berat pada telur,daya tetas, dan lama penetasan pada
bebek pekin. Telur di golongkan menjadi 3 kelompok berdasarkan berat ( kecil.
Sedang, dan besar). Lalu masing-masing kelompok di bagi menjadi 3 perlakuan
berbeda dalam masa penyimpanan (5, 10, atau 15
hari). Dalam masa akhir penyimpanan, telur ditimbang satu persatu untuk
mengetahui berat telur yang hilang. Waktu menetas,tingkat fertilitas,total
tingkat daya tetas dan telur fertil,dan moralitas embrio dalam kesuksesan
bertelur. penurunan berat badan telur selama periode
penyimpanan secara signifikan dipengaruhi oleh berat telur dan lama periode
penyimpanan (P <0,001, P <0,05). Perbedaan waktu menetas,tingkat
fertilitas,total tingkat daya tetas dan telur fertil,dan moralitas embrio dalam
kesuksesan bertelur dalam perlakuan masa simpan secara signifikan adalah (P
< 0.001). hasil dari studi ini memperlihatkan effek dari berat telur tetas
dan lama periode penyimpanan dalam penetasan hasilya tidak berbeda jauh dari
jenis unggas lain. pada umumnya, penetasan lebih dipengaruhi oleh lama
penyimpanan telur.
Introduction
Industri daging bebek diasia telah berkembang 3,5 %
per tahun diatas angka global 3,2 % antara tahun 2000-2013. Meskipun, total
populasi bebek lebih rendah di bandingkan ayam dan kalkun di dunia, daging
bebek adalah salah satu daging yang tergolong mahal dalam kategori daging.
Khususnya bebek pekin,yang menjadi perkembangan produksi daging di dunia.
Penetasan sangat penting dalam pemeliharaan dan
peningktan dari produksi telur bebek. Kualitas anak bebek bergantung dari berat
dan kualitas telur. Perawatan saat pengambilan telur dari penyimpanan itu
penting, terutama efek dari waktu penyimpanan mempengaruhi keberhasilan
penetasan telur. Studi sebelumnya telah membahas efek dari berat telur dan
waktu penyimpanan terhadap ketahanan embrio, lama penetasan dan daya tetas,
akan tetapi studi tersebut di fokuskan spesies unggas lain seperti pada ayam,
kalkun dan puyuh. Tujuan utama dari studi ini adalah untuk mempelajari tentang
efek berat telur dan waktu penyimpanan terhadap berat yang hilang, tingkat daya
tetas, dan lama penetasan terhadap bebek pekin.
Material dan Metode
Penelitian iini dilakukan di Research and Experimental Farm of the Faculty
of Veterinary Medicine, di Bursa. Total dati 675 telur telah di kumpulkan dari
110 induk bebek pekin yang berusia 55 minggu. Dengan sistem flock free range
dan rasio satu jantan lima betina.
Setiap sore telur yang keluar di kumpulkan,
disimpan pada flat dengan urutan terkecil dibawah, dibersihkan, dan di
fungigasi. Telur yang di timbang di klaifikasi menjadi 3 kelompok dengan
berdasarkan berat (kecil : 74-78 g; sedang : 79-83 g; besar : 84-88 g). Sebelum
penyimpanan telur, telur di bagi lagi masing-masing kelompok berdasarkan
beberapa jangka waktu yaitu 5, 10, 15 hari.
Telur dalam kemlompok 5,10 dan 15 hari dikumpulkan sebelum waktu
awal inkubasi.Telur disimpan pada 14 - 15 ºC dan 75% RH dan diputar dua kali
sehari. Semua telur ditimbang setelah penyimpanan untuk menentukan berat telur,
dan dari masing-masing kelompok diinkubasi dalam setter dan hatcher untuk 28
hari. Nampan yang mewakili semua kelompok perlakuan berat telur dan periode
penyimpanan didistribusikan di setter dan hatcher. setter dioperasikan pada
37,5 ± 0,5 ºC suhu bohlam kering dan suhu 29,0 ± 0,5 ºC bohlam basah. hatcher
itu dioperasikan pada 37,0 ± 0,5 ºC suhu bohlam kering dan suhu 31,0 ± 0,5 ºC
bohlam basah . Telur di inkubator ddan di putar 15 kali per hari.
Pada saat pemanenan anak ayam dari penetas semua
telur yang belum menetas dibuka dan diperiksa secara makroskopik untuk
menentukan persentase daya tetas telur yang fertile. periode perkembangan
embrio dari embrio yang mati ditentukan pada masa [awal (0-6 hari), menengah
(7-17 hari), akhir (18-28 d)]. Daya tetas telur yang fertil dihitung sebagai
jumlah anak ayam menetas per fertilitas hasilnya dianggap sebagai
"apparent fertility" (Taylor, 1998).
Daya tetas dan perkembangan embrio Data dianalisis
dengan sistem ANOVA. Ketika interaksi signifikan, Duncan tes beberapa berarti
perbandingan yang digunakan untuk membandingkan cara perawatan. Semua tes
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer SPSS® 13.00 (2004). Hasil
untuk waktu penetasan, apperent fertility, total daya tetas dan telur fertil,
dan kematian embrio dinyatakan sebagai nilai mean ± SEM.
Result
Efek utama dari berat telur dan panjang penyimpanan
telur pada penurunan berat badan telur, apparent fertility, total daya
tetas dan telur fertile disajikan pada
Tabel 1. Ada perbedaan yang signifikan dalam kehilangan berat telur selama penyimpanan
karena efek utama dari berat telur dan perlakuan selama penyimpanan telur (P
<0,05, P <0,001). Perbedaan apperent fertility dan total daya tetas dan
telur fertil dan mortalitas embrio yang ditemukan signifikan karena efek
perlakuan penyimpanan telur (P <0,001). Interaksi antara dua efek tersebut
pada penurunan berat telur, apperent
fertility, daya tetas total dan telur fertil tidak signifikan.
kematian embrio dan waktu menetas dalam kelompok
disajikan pada Tabel 2. Periode tengah kematian embrio dan jumlah kematian
embrio secara signifikan dipengaruhi oleh efek utama perlakuan selama
penyimpanan telur (P <0,001).
Dalam penelitian ini, kehilangan berat telur selama
penyimpanan secara signifikan dipengaruhi oleh efek utama dari lama penyimpanan
telur. Kehilangan berat telur dalam penyimpanan 15 hari lebih tinggi daripada
di penyimpanan 5 dan 10 hari. Hal itu diperkirakan karena penyimpanan lama akan
meningkatka air yang menguap dari telur yang sudah lama. Perbedaan kehilangan
berat telur juga dapat di pengaruhi oleh memburuknya kualitas telur bagian
kerabang eksternal (retakan yang tak terlihat), terutama di kelompok berat yang
besar.
Apperent fertility secara signifikan menurun (P
<0,001) karena lama periode penyimpanan telur. Tidak ada pengaruh utama pada
berat telur di apperent pertility, tetapi dijelaskan bahwa fertility tinggi
diamati pada telur kelompok berat yang lebih besar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, fertilitas 10 hari penyimpanan dengan kelompok berat telur
besar dan penyimpanan 5 hari pada semua
kelompok berat yang mirip pada bebek pekin pada umur yang sama.
Dalam penelitian ini, total daya tetas telur secara
signifikan dipengaruhi oleh efek utama dari lama penyimpanan telur.. Tidak ada
pengaruh utama pada berat telur di total daya tetas telur. Seperti
karakteristik daya tetas lainnya, ada perbedaan yang signifikan untuk daya
tetas telur yang fertil dari waktu penyimpanan yang berbeda.
Daya tetas telur yang fertil tidak terpengaruh oleh
berat telur pada bebek. Daya tetas telur yang fertil dan jumlah penyimpanan 5
hari pada semua kelompok berat telur. Jumlah kematian embrio telur dan waktu
inkubasi dalam penelitian ini secara signifikan dipengaruhi oleh efek utama
dari lama penyimpanan telur. Telah ditetapkan bahwa kematian embrio bahkan
sebelum inkubasi dapat diukur dan kenaikan angka kematian sebagai waktu
penyimpanan yang diperpanjang. kematian embrio dalam penyimpanan 15 hari lebih
tinggi dari perlakuan penyimpanan lainnya, terutama di periode tengah.
Perbandingan perlakuan penyimpanan menunjukkan bahwa telur yang di simpan di
penyimpanan 5 hari menetas sekitar 1 hari sebelumnya (22,68 jam) dari
penyimpanan 15 hari. Efek penyimpanan ini berkaitan dengan penurunan kualitas
internal telur, terutama pada albumen
menurun dan ph albumen meningkat selama penyimpanan.
Tidak ada efek utama dari berat telur di total
mortalitas embrio telur dan waktu inkubasi, tapi ditemukan bahwa kematian yang
lebih tinggi terjadi dalam perlakuan berat telur menengah dan besar.
kesimpulanya, hasil penelitian ini jelas membuktikan
bahwa penetasan berat telur dan lama penyimpana telur dipengaruhi sifat daya
tetas bebek Pekin. Semua kelompok berat telur ditemukan cocok untuk daya tetas
tersebut. Efek penyimpanan telur jangka panjang sebelum inkubasi memiliki efek
yang merugikan pada daya tetas tersebut. Oleh karena itu, perlakuan penyimpanan
5 hari mungkin menjadi suatu metode yang cocok untuk untuk bebek Pekin.